Category : puisi
ke langit jauh
bersayap pelangi luasan warna
lupakan jejak kelabu butiran debu lelaki kecil jemari kecil
memandang rembulan yang kini jatuh di langit patah
menggenggam harapan di rapuh ilalang
dan teman peri malam yang lagukan rindu
senandung sendu di lelap mimpi
sirna di pucuk rumput tak berembun lelaki kecil jemari kecil
berharap rembulan jatuh ke dalam dadanya
begitu busuk belajar cinta dan berkasihan rembulan malam ini mungkin tak benar, Tuhan letakkan yakin di atas yang lainnya,
mungkin tak benar, daun yang gugur telah dituliskan kapan jatuhnya,
hanya selalu berusaha bersyukur…
Parah sekali aku
Mati-mati-mati
Terkenang cita-cita masa kecil
Hilang dalam takdir
Kesenyapan adalah luka
Tiap sekali hidup kembali
Berjuang tak pernah menang
Sedih menangis
Aku bukan perawan kesepian
Mengaum seperti kekuatan
Mata merah
Hati putih salju
Kemana harus kembali?
Lelaki pengecut
Hilang di dalam tanah
Mencari rembulan
Jejaknya tak ditemukan
Dimakan derita?
Tidak!
Seorang gadis menemani
Dengan ikatan ditangan
Dia adalah pemangsa
Di telaga dia tenggelam
Membangun kerajaan tanpa warna
Saat kapal perang berputar-putar
Dia panglima tertinggi
Tangannya satu kakinya seribu
Sampai runtuh seluruh duka
Matahari dalam pundak
Dibawa dibuang ke jurang
Membakar seluruh rumputan
Membakar kota
Api telah padam sungguh
Hanya ada pelangi
Karena hujan di lain hati
Aku kesepian kini
Siapa dirindu?
Siapa akan sirna?
Aku kesombongan
Aku duka-lara
Cahaya masih terlihat
Berwarna hitam
Karena menari di mataku
Memberi makan di pagi hari
Saat aku tidak lapar
Saat semua masih menangis
Aku seorang diri
Ditemani warna hitam
Batu bergulingan
19/11/2010 09:14:05
Category : puisi
Mi instan termehek-mehek
kata orang, mi instan untuk orang lapar
kata orang, mi instan untuk orang kecil
kata orang, mi instan untuk korban bencana
kata orang, mi instan untuk anak kost
kata orang, mi instan sahabat tanggal tua
jauh di sana mi instan berwajah duka
tak lagi wisata ke negeri seberang
apa dikata apa dirasa
buruk rupa tiada kuasa
kulit tebal polesan bedak
tak lagi disuka tak lagi dipuja
wajah lusuh terlanjur pilu
apa dikata masa tlah berlalu
mi instan letih kembali
pulang ke rumah di tanah negeri
ada rindu setia menanti
kuinginkan dikau selalu cantik alami
jangan lagi kaubawa ijasah sertifikasi
goyah terinjak kurun masa
dikau telah kadaluwarsa
kata orang, mi instan untuk orang kecil
kebal racun kebal pengawet
hilang luruh banjir keringat
satu saja masih tersisa
sebungkus mi instan di dalam lemari
banyak rindu setia menanti
kuinginkan dikau selalu cantik alami
link Home