lelaki kecil jemari kecil

Category : puisi

 
 
terbang-terbanglah pipi merah
ke langit jauh
bersayap pelangi luasan warna
lupakan jejak kelabu butiran debu
 
lelaki kecil jemari kecil
memandang rembulan yang kini jatuh di langit patah
menggenggam harapan di rapuh ilalang
dan teman peri malam yang lagukan rindu
senandung sendu di lelap mimpi
sirna di pucuk rumput tak berembun
 
lelaki kecil jemari kecil
berharap rembulan jatuh ke dalam dadanya
begitu busuk belajar cinta dan berkasihan
 
rembulan malam ini
 
mungkin tak benar, Tuhan letakkan yakin di atas yang lainnya,
mungkin tak benar, daun yang gugur telah dituliskan kapan jatuhnya,
hanya selalu berusaha bersyukur
 
 

matahari-matahari

Category : puisi

matahari-matahari,
kulempar kau di ujung timur
di tangan anak kecil ingin menendang
yang telah sirnakan bulan mainan

aku tak butuh panasmu
kemana rembulan membawa dongeng
anak-anak bermain malam

matahari-matahari
ditangan hina mengharap
tumpah doa-doa bisu

pemalas dan pengharap
hanya tinggalkan tangis temanku
semalam ramai ruah
saat pergi secepat angin

merindu lagu
bersama bermain malam
tak ada matahari-matahari

matahari-matahari
berkafan beku
penuh doa bisu

matahari-matahari
dibawa tukang rombeng

pergi sana!
pergi sana!
jangan datang di dongeng malam

Melihat Rembulan Ada 2 Malam Ini

Category : puisi

Melihat Rembulan Ada 2 Malam Ini

Aku kecil berlari di buritan
Aku penakut tak diijinkan di haluan.
Ada musuh tiap menatap tepian

Ibu selalu memelukku

Aku ingin melihat rembulan malam ini
Kupetik dan kubawa
Kutanam di saputangan

Ibu, seperti biasa, bawakan impian dan harapan

Aku ingin rembulan di saputangan
Tiapkali menangis, airmata jatuh ke sana
Membawa semua kisahku
Membawa semua rapuhku

Aku kecil berlari ke haluan
Kupeluk rembulan kubawa terbang
Kutanam di saputangan

Rembulan di saputangan
Selalu dengar sendu melagu

Rembulan di haluan
Di malam hati yang kasmaran
Di langit di rumah bintang

Aku Bukan Perawan Kesepian

Category : puisi, sms

Parah sekali aku
Mati-mati-mati
Terkenang cita-cita masa kecil
Hilang dalam takdir

Kesenyapan adalah luka
Tiap sekali hidup kembali
Berjuang tak pernah menang
Sedih menangis

Aku bukan perawan kesepian
Mengaum seperti kekuatan
Mata merah
Hati putih salju

Kemana harus kembali?

Lelaki pengecut
Hilang di dalam tanah
Mencari rembulan
Jejaknya tak ditemukan

Dimakan derita?
Tidak!
Seorang gadis menemani
Dengan ikatan ditangan
Dia adalah pemangsa

Di telaga dia tenggelam
Membangun kerajaan tanpa warna
Saat kapal perang berputar-putar
Dia panglima tertinggi
Tangannya satu kakinya seribu

Sampai runtuh seluruh duka
Matahari dalam pundak
Dibawa dibuang ke jurang
Membakar seluruh rumputan
Membakar kota

Api telah padam sungguh
Hanya ada pelangi
Karena hujan di lain hati

Aku kesepian kini
Siapa dirindu?
Siapa akan sirna?

Aku kesombongan
Aku duka-lara

Cahaya masih terlihat
Berwarna hitam
Karena menari di mataku
Memberi makan di pagi hari
Saat aku tidak lapar
Saat semua masih menangis

Aku seorang diri
Ditemani warna hitam
Batu bergulingan

19/11/2010  09:14:05

Mi instan termehek-mehek

Category : puisi

Mi instan termehek-mehek

kata orang, mi instan untuk orang lapar
kata orang, mi instan untuk orang kecil
kata orang, mi instan untuk korban bencana
kata orang, mi instan untuk anak kost
kata orang, mi instan sahabat tanggal tua

jauh di sana mi instan berwajah duka
tak lagi wisata ke negeri seberang
apa dikata apa dirasa
buruk rupa tiada kuasa

kulit tebal polesan bedak
tak lagi disuka tak lagi dipuja
wajah lusuh terlanjur pilu
apa dikata masa tlah berlalu

mi instan letih kembali
pulang ke rumah di tanah negeri
ada rindu setia menanti

kuinginkan dikau selalu cantik alami

jangan lagi kaubawa ijasah sertifikasi
goyah terinjak kurun masa
dikau telah kadaluwarsa

kata orang, mi instan untuk orang kecil
kebal racun kebal pengawet
hilang luruh banjir keringat

satu saja masih tersisa
sebungkus mi instan di dalam lemari
banyak rindu setia menanti

kuinginkan dikau selalu cantik alami

link Home