Pesona One, sebuah seruan anti perang

Category : disclaimer, hai dunia, khasanah, video

Lagu ini dibuka oleh suara tembakan senapan dan serdadu tertembak. Lalu pada saat adegan tersebut berakhir, mengalunlah dentingan gitar akustik dari Hetfield. Sayup-sayup terdengar lenguhan suara dari seorang lelaki yang tak mampu bergerak. Dan tiba-tiba sound  gitar tersimak megah sampai menjelang koda. Dengan menghadirkan gitar akustik, nampaknya metallica ingin memberi ilustrasi bagaimana damainya sebuah kematian.

Meski rada sulit ditangkap sebagai penggambaran orang cacat akibat perang, Metallica berupaya keras menceritakan bagaimana kehidupan yang bisa dinikmati oleh orang yang kedua kaki dan tangannya diamputasi. Bagaimana bila orang ini juga kehilangan seluruh indra perasanya? Bagaimana, seperti diungkapkan oleh Lars, kalo hidup hanya dengan pikiran saja tanpa bisa berbuat apa-apa?

(adaptasi dari Hai Klip ‘Metallica’ April 1993)

Sakit ati! Kenapa mesti takut dengan kami anak-anak (manis) berambut gondrong??

Category : cerpen, disclaimer

 

Pier & Metal Death
Sakit ati! Kenapa mesti takut dengan kami anak-anak (manis) berambut gondrong??
 
 
“Makasih ibu-bapak, membiarkan kami hidup dengan rambut panjang…”
Thanks : our parents, for putting up with the shit and living with us long hairs
(obituary, deathmetal 1989)

 

Part I : Jangan manjangin rambut kamu!

Berangkat latihan band.
Aku duduk di samping Butak, drummer yang pake kacamata minus itu, di jok 3 bus angkutan antar kota. Bersamaan jam pulang anak sekolah. Tak heran kalo bus penuh sesak, kecuali satu, sebelahku masih kosong. Butak celingukan nyari cewe yang sekiranya  ‘masuk’ kriteria cewe idamannya.(ga sulit amat syarat jadi cewe idaman Butak, asal si cewe mau aja Butak dah seneng lahir-batin). Tapi, cewe yang seneng Butak itu pastilah cewe langka, buktinya seisi bus yang ngerasa cewe tak satupun yang berminat. Huh-jangankan tertarik, ngelirik Butak aja dipaksa-paksain. Padahal Butak tuh orangnya manis(kalo pas kena guyuran air gula!)

Hampir nyampe tempat latihan nge-band bus berhenti naikin penumpang lagi. Kali ini rombongan  ibu-ibu pegawai pemerintah, keliatan  dari seragam yang dikenakan. Langsung berebut. Yang mujur masih nemu jok kosong yang telah ditinggalkan penumpang, yang lainnya berdiri. Satu-masih ada jok kosong di sebelahku. Herannya tak ada satupun dari ibu-ibu yang tak dapat tempat duduk itu mau menempati. Jadi mikir ‘ pa jok sebelahku ada hantunya sampe mereka tak mau duduk..ihh-takuutt…

Pastilah engga ada hantunya. Aku pandangi ibu-ibu itu dan bermuka manis menawarkan jok kosong itu. Sama aja, gak ada yang mau duduk. Hmm-jadi engga enak dan serba salah. Aku ganti terpaksa pandangi Butak yang masih celingukan nyari cewe idaman.

“Heh, Tak, ayo!” ajakku hengkang dari jok berhantu itu. Sepertinya Butak tau maksudku dan segera beringsut milih berdiri dekat pintu keluar bus.

“Muka lo kayak hantu!”

“Engga! Muka elo yang kayak hantu!”

Iya, saling menyalahkan. Segitu menakutkankah kami? Ga mungkin! Ato-mungkin saja bener jok itu berhantu…

Sekali lagi Engga! Jok tempat duduk di bus itu tak ada hantunya! Gak lama-baru saja kami tinggalkan ibu-ibu pegawai yang tadi berdiri, sudah asyik ngikik ngerumpi di jok itu. Suaranya keras seperti tak mau kalah sama deru bus.

Sakit ati! Kenapa mesti takut dengan kami anak-anak (manis) berambut gondrong??

“…rasain-aku sumpahin laki lo rambutnya gondrong kumisnya juga gondrong, ato anak-anak nakal lo semua berambut gondrong….!!”

Eh-gak baek bilang gitu! Emang sudah resiko rambut gondrong dijauhin orang. Mungkin saja ibu-ibu itu punya trauma dengan orang berambut gondrong yang keliatan mirip berandalan ato preman gak punya kerja, wajar aja kalo gak suka..

Biarkan saja. Biarkan saja…

 

Part II : Gak papa manjangin rambut kamu.

Perjalanan dari terminal Cimone – stasiun Senen.
Sinar lampu-lampu gedung di pinggir jalan seperti menyayat menembus kaca bus. Menciptakan siluet garis abstrak di mata, menerangi ruangan redup interior bus. Menandakan waktu sudah beranjak malem hari. Ibukota masih saja sesak dan penuh aktivitas sana-sini. Aku jadi ingat di kampung pasti saat begini pada berangkat ngumpul di tempat nongkrong, bagi-bagi cemilan ato ada juga yang lagi main gaple di pos ronda.

Beruntung tadi naik bus di terminal, semua-kami tujuh orang, kebagian tempat duduk. Banyak penumpang lain terpaksa berdiri dan berharap ada penumpang yang turun dan jok kosongnya bisa gantian diduduki. Tujuh anak band(hehe..) mo pulang kampung dan terheran-heran dengan keramaian Jakarta.

Ada cerita manisnya,

Di bus yang penuh sesak itu ada juga makhluk yang membuat kami tersenyum. Bener! Diantara penumpang yang berdiri, ada ibu muda dengan anaknya yang masih kecil. Sekitaran tigapuluhan umur ibu itu.

Kasian juga kalo harus berdiri sambil gendong anaknya. Untung temenku baik hati merelakan tempat duduknya untuk ditempati ibu itu. Ikhlas dong-dapat pahala. Temenku pindah gabung himpit-himpitan dengan temen-temenku yang  duduk di jok belakangku.

Mungkin terlalu kecapean ibu itu pede naroh anaknya di pangkuanku. Supriz aja, aku kaget, manggut mengiyakan. Bukan pekerjaan yang berat, setidaknya dibanding jika harus memangku Butak yang rewel-bawel(balita kale si Butak..).

Cuman, nangis engga ya anak kecil  itu deket aku sama temen-temen yang berambut gondrong?

Ternyata nggak nangis. Siplah! Aduh adik kecil jangan nangis ya.. Tapi aku gak ambil resiko, demi amannya handuk yang aku kalungkan di leher aku buat kudung rambutku yang panjang, ah-siapa tahu adik kecil berubah jadi nangis lama-lama ngeliat aku.

Anak-anak pada seneng semua liat adik kecil itu. Henk, vokalis itu berkali narik handuk di kepalaku biar adik kecil itu takut. Tapi engga tuh, adik kecil tetep diem anteng. Main ciluba sama cubit dikit pipi adik itu. Si Butak ngusap-usap rambutnya, seperti gemes pengen cepet nikah punya anak.

Anak-anak juga berebutan bermanis-manis ngomong sama ibu muda itu. Ada yang basa-basi nanya alamat segala, ato nanya apa ibu itu punya sodara cewe, ato sembarang lainnya.. Eh-jadi curiga?! Haa..pantesan aja, ibu muda itu kalo diperhatiin dari deket orangnya cantik manis. Ramah lagi. Anak-anak dikasih maem kue-kue bawaannya. Hmm-jadi tersanjung, ternyata ada juga ibu baik hati yang ngga anti sama anak gondrong berantakan. Percaya saja biarin anaknya di pangkuan orang yang baru saja dikenal.

Lama-lama adik kecil itu tertidur. Tidur..tidur yang nyaman di pangkuanku adik kecil..di antara cowo-cowo manis berambut gondrong (hihi…)

Membaca Agar Tahu, Bukan Agar Orang Lain Tahu Bahwa Kita Tahu

Category : aku dan kau, disclaimer, Kata-kata

Itu deket sama sombong.
Hal awal yang sering diajarkan adalah agar kita memulai dengan membaca. Membaca semuanya. Buku-buku, tulisan-tulisan orang lain, membaca langkah yang telah kita lalui, membaca alam luas tempat kita hidup. Membaca banyak hal tersirat yang membutuhkan pemahaman makna dan latar belakang.
Banyak orang membaca dan menjadi lebih mengetahui. Banyak orang terus membaca dan mempelajari agar menjadi lebih tahu.
Seringkali ada sebagian yang merasa tahu padahal seujung yang baru diketahui. Banyak yang memang telah berilmu dan tahu ilmunya bermanfaat untuk banyak hal.
Seringkali ada yang menyombongkan dirinya yang telah belajar di sekolah ilmu. Memaksakan diri, semata agar pandangan mata orang lain memberi penilaian bahwa dirinya orang yang tahu.
Membaca agar kita mengetahui. Atau,dahulukan lagu dari bacaan itu. Sama saja, agar orang tahu kita…
Apakah salah??
Aku harus lebih banyak membaca dan belajar agar mengetahui benar salahnya..

Apa artinya TUHAN? Kalau hanya memandang soal surga dan neraka

Category : disclaimer, ramadhan

Tiapkali seseorang akan mengalami pasang surut dalam segala hal. Hanya beberapa saja yang tetap berada di atas. Tak perduli itu semua, semua harus disyukuri, karena manusia adalah kebenaran dan kesalahan. Tak merasa berada di atas dan lebih dari orang lain. Sungguh memuakkan orang yang merasa dia adalah kebenaran. Sebaliknya, inilah kehidupan jika merasa dalam satu kerendahan dan saling mengingatkan dan bertegur sapa.

Akan punah manusia  yang merasa dirinya kebenaran dan memandang hina manusia yang lain. Akan punah manusia yang selalu berada di kesalahan  dan masih dalam kesombongan dengan kesalahannya itu.

Berapa banyaknya penyiar kebenaran tetapi dibutakan oleh dirinya sendiri sehingga merasa jijik memandang manusia lain yang masih dalam kesalahan. Sepertinya mereka hidup di rumah-rumah ibadah. Sepertinya rumah ibadah itu hanya untuk mereka yang sudah suci dari kesalahan.

Mudah untuk membangun rumah-rumah ibadah, tetapi tidak mudah untuk membangun kemakmuran rumah itu, tidak mudah membangun jalan menuju rumah itu.

Ada banyak duri di jalan yang harus disingkirkan, tetapi banyak yang lupa untuk menyingkirkan duri itu. Mereka bangga dengan khotbah-khotbah kebenaran, dan berbuat dusta dengan tinglah laku sehari-hari yang tidak menjadi tauladan dari apa yang dikhotbahkan itu.

Berapa banyak ahli-ahli ibadah di rumah ibadat pada jaman dulu yang akhirnya tenggelam dan ditenggelamkan. Dunia bukan bilik kecil tempat mata hanya memandang dinding dengan dinding. Apa artinya semua doa-doa tanpa akhlak yang baik di dunia luas.

Apa artinya TUHAN? Kalau hanya memandang soal surga dan neraka.
Dimanakah TUHAN? Kalau agama dan keyakinan hanya membutakan.

Disclaimer

Apa Kata Google Tentang MAHASISWA, DEMO, dan PRESTASI

Category : disclaimer

Susahnya jadi MAHASISWA :

* DEMO — tanya pada jutaan rakyat Indonesia, khususnya rakyat kecil (I luf ‘em) tentang hal yang paling identik dengan kata ini-jawabnya…………
* KRITIS — tiap MAHASISWA dituntut ato emang sudah kurikulum harus bersikap kritis, meski kesannya jadi gimana (gitcu) karena banyak yang dipaksakan.
* KRITIK — adoh siapa yang jagoan mengkritik tatanan?
* DEBAT — nonton tivi acara debat, dengan muka dimanisin tunjuk jari…atau tunjuk muka. Untuk hanya pinter ngomong ga harus sekolah tinggi2
* PINTER — banyak MAHASISWA harus pinter, tidak hanya bersikap & berpikir nurut2 ‘Pakem Anak Kuliah’ tetapi punya sikap mencari dan mengembangkan potensi diri maupun potensi lingkungan. Ato hanya menunggu bukaan PNS baru…hohohohohohohuahua…..
* ANTI MASA LALU — aneh juga siapa yang paling getol benci orde yang telah lalu_(bukannya menilai tetapi heran saja dengan pemikiran ‘mereka’ ini)_tiap hal membawa hal baik yang harus diteruskan dan hal buruk yang harus ditinggalkan atau diperbaiki_tetapi_kayaknya prinsip itu sudah ga berlaku dan kuno kali_justru keadaan ini diperparah oleh ahli2 pikir bangsa ini (para ‘mereka’ dan para pemimpin ‘mereka’)
* PENIKMAT INTERNET — sudahkah kalian tanya soal internet sama ‘mereka’_paling jago soal internet (…dan dunia warnet!)_kemana2 bawa flashdisk.
* GAUL/style — sampai2 dandanan sj harus beda dengan yang biasa ada dimasyarakat..namanya juga sudah bukan ‘siswa’ lagi_kalo nonton apresiasi seni pilih yang berbau teatrikal (ato apah namanya?!)_menggemari musik tertentu (yang beda gitcu loch) seperti jazz-klasik-pop kontemporer (….jangan harap Underground masuk euy…hahahaha….)_pelawak idola adalah pelawak pinter tukang melucu tentang sindiran-kritikan terhadap pemerintah-tatanan keseharian.
* YA-SUDAHLAH — ya-sudahlah….

LAMPIRAN     : Hasil Pencarian di search engine Google, Yahoo, Bing
Keyword 1       : mahasiswa+demo
Keyword 2       : mahasiswa+prestasi

DEMO PRESTASI NILAI
GOOGLE 1,350,000 2,120,000 1 1.6
YAHOO 1,510,000 955,000 1.6 1
BING 271,000 242,000 1.1 1
3.7 3.6
SKOR AKHIR 1.04 1.00

Skor akhir
MAHASISWA+DEMO                      : 1.04
MAHASISWA+ PRESTASI             : 1.00

*Hasil pencarian pada tanggal/waktu beberapa saat sebelum tulisan diposting

(tulisan ini bukan apa-apa seperti isinya…)