Puncaknya saat ia mendengar tentang penemuan mayat pendaki liar di Semeru oleh penduduk pencari tanaman obat

Category : cerpen

Rumpun Duri Ranupane (2)

Ilalang sedang menikmati tayangan televisi pagi itu. Gerimis meluncur kecil-kecil sisa hujan deras semalaman. Membuat malas gadis itu untuk berangkat ke kampus. Sampai suara telepon memaksanya bangkit.

“Hallo bisa bicara dengan Ilalang…” Terdengar suara dari seberang.

“ ya, ini Ilalang…”

“Oh….dik Lala, ya… ini tante Ratrih…”

Ternyata tante Ratrih mamanya Danny.

“Ada apa tante…?”

“Dik Lala tahu nggak kemana Danny naik gunung?”

“…engga, Tante! Danny memang bilang mau naik gunung…tapi engga cerita  mau naik kemana…”

Terdengar desah kecewa dari wanita itu.

“…aduh…gimana ya, dik Lala…tante takut sekali….mana cuaca seperti ini,..Danny suka nekat! HP saja ditinggal di rumah…tante bingung…”

Ilalang juga mulai cemas.

“ee…biar Lala cari tahu ke teman-teman…”

“Tolong bantu tante ya, dik Lala….”

“Baik tante…”

Ilalang bolak-balik mencari tahu keberadaan Danny. Nihil! Teman-teman Danny tidak ada yang tahu kemana perginya.

Danny…kamu gila!  Bathin Ilalang kesal

Puncaknya saat ia mendengar tentang penemuan mayat pendaki liar di Semeru oleh penduduk pencari tanaman obat. Hati Ilalang berdebum keras! Ia mulai menduga hal buruk terjadi. Dia tahu Danny sering mendaki gunung itu.

Kepastiannya ia perlu menemui mas Ragil, teman dekat Danny yang anggota SAR wilayah.

“Tolong bawa Danny kembali untuk Ilalang….” pintanya penuh harap saat mas Ragil dan rombongannya berangkat ke gunung.

[cerpen] Rumpun Duri Ranupane

Tulis Komentar