Rumpun Duri Ranupane (6)
Kira-kira satu bulan Danny tak datang. Makin membuat hati Ilalang kering kerontang. Ia tak hendak ke rumah Danny atau menghubungi lewat telepon. Biarlah semua berjalan menurut alurnya. Ia tak terlalu berharap terhadap lelaki itu.
Tetapi sanggupkah ia membohongi hati kecilnya? Ia sangat butuh kehadiran Danny. Ia tak malu untuk menangis di malam sepi jika rasa rindunya memuncak. Ilalang suka Danny…rintih hatinya.
“Benar cinta?” Tanya mamanya waktu Ilalang bercerita tentang perasaannya,”….atau hanya kangen lama nggak ketemu”
Ilalang mengangguk,”….dua-duanya”
“Dulu kamu kenal Reno juga begini….”
“Beda, Ma…”
“Iya…awal-awalnya kalian menggebu-gebu…sekarang…mama sendiri nggak tahu apa kalian masih pacaran…cinta itu butuh kesetiaan dan usaha untuk mewujudkan , La…” ujar mamanya bijaksana.
Ilalang mencoba mencerna apa yang dikatakan mamanya, tapi terasa susah benar lumatnya.
“Dulu berapa kali mama pacaran?” tanyanya
“Jaman mama lain, La…mama sekali berpacaran, terus nikah…sampai sekarang tetep mesra…” cerita mama bangga.
“Romantis nggak, ma” goda Ilalang
“Tanya saja sama papa kamu….” Jawab mamanya tersenyum mengingat kenangan masa mudanya.
“Ma..kalo mama pilih siapa?”
Wanita itu membelai rambut anaknya.
“Mama nggak punya hak menjawab pertanyaan kamu…”
“Yah mama….!” Sahut Ilalang kecewa
Maka, Ilalang memberanikan diri menemui Danny ke esokan harinya. Perduli amat apa itu estetika seorang gadis…semua harus diperjelas !! tekadnya
“Aku suka Kamu!” tegas Ilalang saat itu.
Danny tertawa. “…aku juga suka kamu”
“Danny!” Ilalang mencoba sabar, “serius dong!”
“Kenapa?…ini juga serius, manis “ tukas danny.
Ilalang diam cemberut. Hatinya pilu. Dia tak tahu lagi harus berbuat apa. Ia hanya ingin kepastian atas semua sikap Danny selama ini.
[cerpen] Rumpun Duri Ranupane